Peringati Hari Juang, TNI AD Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis
A
A
A
JAKARTA - Bibir sumbing atau langit-langit mulut sumbing merupakan bukaan atau celah di bibir atas, atap mulut (palatum) atau keduanya. Bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing terjadi ketika struktur wajah yang berkembang pada bayi yang belum lahir tidak menutup sepenuhnya. Kondisi ini merupakan salah satu dari cacat lahir yang paling umum.
Dilansir dari Mayoclinic, bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing paling sering terjadi sebagai cacat lahir terisolasi tetapi juga terkait dengan banyak kondisi genetik atau sindrom. Para peneliti percaya bahwa sebagian besar kondisi ini disebabkan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Pada banyak bayi, penyebab pasti tidak ditemukan.
Namun, bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing dapat dikoreksi. Pada sebagian besar bayi, serangkaian operasi dapat mengembalikan fungsi normal dan mencapai penampilan yang lebih normal dengan jaringan parut minimal. Anak-anak dengan bibir sumbing dengan atau tanpa langit-langit mulut menghadapi berbagai tantangan, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan sumbing.
Terkait hal ini, Smile Train Indonesia bersama TNI AD dan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Plastik, Rekontruksi dan Estetik Indonesia menggelar operasi gratis bagi 1.000 pasien bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing. Operasi dilaksanakan secara serentak di Rumah Sakit TNI Angkatan Darat di seluruh Tanah Air mulai 10 hingga 16 Desember 2019, salah satunya di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Senin (16/12).
Bakti sosial ini merupakan bagian dari peringatan Hari Juang TNI AD Tahun 2019 yang menjadi momentum untuk merefleksikan semangat perjuangan sekaligus kedekatan TNI Angkatan Darat dengan seluruh lapisan masyarakat.
"Peringatan Hari Juang TNI Angkatan Darat tahun 2019 ini bertema TNI AD adalah Kita, dan dengan kegiatan ini menunjukkan bakti kami kepada bangsa sekaligus memperkokoh ikatan dengan masyarakat dan menunjukkan bahwa TNI-AD adalah bagian dari masyarakat," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa.
Setiap tahunnya lebih dari 9.000 anak terlahir mengalami kelainan celah bibir alias sumbing bibir dan atau kelainan sumbing langit-langit mulut di Tanah Air. Umumnya anak-anak tersebut akan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti sulit makan, sulit bernapas, sulit bicara, resiko kurang gizi, hingga masalah sosial salah satunya sulit berteman.
"Para anggota TNI yang selalu hadir di lapangan, di tengah masyarakat, menjadi jembatan bagi anak-anak yang menderita kondisi ini untuk bisa bertemu dan terbantu dalam program bantuan operasi gratis Smile Train di Indonesia. Dengan model pendekatan yang berkelanjutan, kami Smile Train Indonesia tak hanya sekedar memberikan operasi gratis, namun secara aktif memberikan perawatan menyeluruh kepada anak-anak bibir sumbing dan atau kelainan celah langit-langit," papar Country Manager Smile Train Indonesia, Deasy Larasati.
Sejak 2002, Smile Train telah membantu lebih dari 80.000 anak di berbagai daerah di Indonesia, bermitra dengan ratusan rumah sakit dan tenaga medis professional seperti dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia juga memberikan pelatihan kepada para perawat dan tenaga medis terkait lainnya dalam mendukung perawatan komprehensif bagi anak dengan sumbing bibir dan atau sumbing langit-langit mulut.
Dan TNI-AD juga turut aktif dan berkelanjutan menaruh perhatian membantu anak anak penderita sumbing bibir dan sumbing langit langit agar dapat mendapatkan bantuan operasi.
"Sejak tahun 2015 hingga saat ini, setidaknya ada lebih dari 11.000 pasien sumbing bibir di seluruh Indonesia yang telah kami temui dan kami bantu. Kami berharap, senyuman para pasien maupun keluarganya, bisa menjadi cerminan semangat Hari Juang TNI Angkatan Darat dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih cerah," pungkas Jenderal Andika Perkasa.
Dilansir dari Mayoclinic, bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing paling sering terjadi sebagai cacat lahir terisolasi tetapi juga terkait dengan banyak kondisi genetik atau sindrom. Para peneliti percaya bahwa sebagian besar kondisi ini disebabkan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Pada banyak bayi, penyebab pasti tidak ditemukan.
Namun, bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing dapat dikoreksi. Pada sebagian besar bayi, serangkaian operasi dapat mengembalikan fungsi normal dan mencapai penampilan yang lebih normal dengan jaringan parut minimal. Anak-anak dengan bibir sumbing dengan atau tanpa langit-langit mulut menghadapi berbagai tantangan, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan sumbing.
Terkait hal ini, Smile Train Indonesia bersama TNI AD dan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Plastik, Rekontruksi dan Estetik Indonesia menggelar operasi gratis bagi 1.000 pasien bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing. Operasi dilaksanakan secara serentak di Rumah Sakit TNI Angkatan Darat di seluruh Tanah Air mulai 10 hingga 16 Desember 2019, salah satunya di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Senin (16/12).
Bakti sosial ini merupakan bagian dari peringatan Hari Juang TNI AD Tahun 2019 yang menjadi momentum untuk merefleksikan semangat perjuangan sekaligus kedekatan TNI Angkatan Darat dengan seluruh lapisan masyarakat.
"Peringatan Hari Juang TNI Angkatan Darat tahun 2019 ini bertema TNI AD adalah Kita, dan dengan kegiatan ini menunjukkan bakti kami kepada bangsa sekaligus memperkokoh ikatan dengan masyarakat dan menunjukkan bahwa TNI-AD adalah bagian dari masyarakat," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa.
Setiap tahunnya lebih dari 9.000 anak terlahir mengalami kelainan celah bibir alias sumbing bibir dan atau kelainan sumbing langit-langit mulut di Tanah Air. Umumnya anak-anak tersebut akan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti sulit makan, sulit bernapas, sulit bicara, resiko kurang gizi, hingga masalah sosial salah satunya sulit berteman.
"Para anggota TNI yang selalu hadir di lapangan, di tengah masyarakat, menjadi jembatan bagi anak-anak yang menderita kondisi ini untuk bisa bertemu dan terbantu dalam program bantuan operasi gratis Smile Train di Indonesia. Dengan model pendekatan yang berkelanjutan, kami Smile Train Indonesia tak hanya sekedar memberikan operasi gratis, namun secara aktif memberikan perawatan menyeluruh kepada anak-anak bibir sumbing dan atau kelainan celah langit-langit," papar Country Manager Smile Train Indonesia, Deasy Larasati.
Sejak 2002, Smile Train telah membantu lebih dari 80.000 anak di berbagai daerah di Indonesia, bermitra dengan ratusan rumah sakit dan tenaga medis professional seperti dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia juga memberikan pelatihan kepada para perawat dan tenaga medis terkait lainnya dalam mendukung perawatan komprehensif bagi anak dengan sumbing bibir dan atau sumbing langit-langit mulut.
Dan TNI-AD juga turut aktif dan berkelanjutan menaruh perhatian membantu anak anak penderita sumbing bibir dan sumbing langit langit agar dapat mendapatkan bantuan operasi.
"Sejak tahun 2015 hingga saat ini, setidaknya ada lebih dari 11.000 pasien sumbing bibir di seluruh Indonesia yang telah kami temui dan kami bantu. Kami berharap, senyuman para pasien maupun keluarganya, bisa menjadi cerminan semangat Hari Juang TNI Angkatan Darat dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih cerah," pungkas Jenderal Andika Perkasa.
(nug)